Sunday, 4 March 2012

God Uses Me

Horas, Saudara-saudariku!

Dalam artikel ini, saya mau berbagi pengalaman saya yang berkesan, karena saya belum pernah mendapatkan pengalaman ini sebelumnya. Mungkin bagi sebagian orang, pengalaman saya ini adalah hal yang biasa, namun bagi saya, pengalaman ini merupakan suatu momentum yang dapat mempengaruhi perjalanan hidup saya. Pada prinsipnya, pengalaman ini bersifat plural (dapat diterima semua kalangan), karena setiap orang dapat mengalaminya sesuai dengan jalan hidupnya.

Jadi begini ceritanya,Saudara-saudari...

Pada awal bulan ini, yaitu Senin, 1 Maret 2012, Tuhan memakai saya untuk mewartakan firman-Nya dalam suatu ibadah persekutuan kampus. Dalam kesempatan itu, saya mendapatkan kepercayaan dari pengurus persekutuan tersebut untuk menjadi pembicara firman. Pada empat (4) hari sebelum ibadah persekutuan diselenggarakan, saya dihubungi oleh salah seorang pengurus persekutuan tersebut untuk menjadi pembicara firman dalam ibadah persekutuan. Sebenarnya saat itu adalah ketiga kalinya saya diminta oleh pengurus tersebut untuk menjadi pembicara dalam suatu ibadah, namun hati dan pikiran saya terasa tidak selaras ketika saya mendengar istilah "PEMBICARA FIRMAN", sebab saya merasa belum pantas dan siap untuk menjadi seorang pembicara firman sehingga dua (2) kali saya menolak secara halus permintaan pengurus tersebut dengan alasan-alasan yang masuk akal.

Setelah 2 kali saya menolak untuk menjadi pelayan dalam ibadah tersebut, pengurus tersebut kembali meminta saya untuk menjadi pembicara firman dalam ibadah persekutuan yang sama. Ketika itu saya masih merasa belum pantas dan siap, bahkan ragu terhadap kemampuan saya dalam mewartakan firman. Kami berbincang selama sekitar delapan (8) menit melalui telepon, dan saya berbicara sambil merenung dalam pembicaraan tersebut. Saya merenung karena saya bingung dan sempat terlintas suatu pertanyaan dalam benak saya, yaitu "Ada apa ini, Tuhan?? Mengapa saya?? Apakah harus saya yang melakukan hal ini?? Apakah saya sudah cukup layak untuk hal ini?? Ada apa ini, Tuhan?? Ada apa??" Seketika itu saya merasa bahwa Tuhan ingin memakai saya dalam pekerjaan-Nya di dunia ini. Meskipun saat itu keraguan masih menyelimuti diri, namun saya merasakan jamahan Tuhan hadir dalam diri saya, karena saya merasa ada ketenangan dan semangat untuk melayani Tuhan melalui pewartaan firman-Nya. Lalu saya menyanggupi permintaan tersebut dan perbincangan kami pun menghasilkan kesepakatan.

Sesudah perbincangan saya dengan pengurus tersebut pada malam itu, saya lekas berdoa untuk memohon bimbingan agar Tuhan memampukan saya untuk melakukan pekerjaan-Nya tersebut. Bagi saya, memperkatakan firman Tuhan adalah hal yang mudah, namun mewartakan firman Tuhan dengan sungguh bukanlah hal yang mudah, karena harus ada kesungguhan dan hikmat dalam melakukannya agar setiap orang yang mendengarkan atau menerimanya dapat memahami firman Tuhan dan turut merasakan jamahan Tuhan di dalam hidupnya. Saya pun mencari ayat-ayat Alkitab dan cerita ilustrasi sebagai bahan untuk menjadi pembahasan dalam ibadah persekutuan tersebut.

Singkat cerita, ibadah persekutuan tersebut pun berlangsung dan saya menikmati ibadah tersebut serta keterlibatan saya di dalamnya. Saya merasakan sukacita yang luar biasa saat itu, terlebih ketika ibadah tersebut selesai. Saya pun mengucap syukur kepada Tuhan untuk setiap bimbingan-Nya dan saya sangat ingin Tuhan memakai seluruh hidup saya untuk melayani dan memuliakan-Nya. Namun, ibadah tersebut bukanlah segalanya, momen tersebut bukanlah jaminan bagi saya untuk masuk surga, karena ibadah yang sejati adalah mempersembahkan seluruh hidup kita untuk melayani dan memuliakan Tuhan.

Sejak momen itu, saya semakin yakin dan percaya bahwa Tuhan mempunyai rencana yang indah di dalam diri setiap manusia, khususnya di dalam diri setiap manusia yang senantiasa mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya. Saya sangat sadar bahwa kehidupan ini bukanlah perkara mudah, dan Tuhan tidak pernah menjanjikan tidak adanya kesukaran, rintangan, cobaan, dan dukacita di dalam kehidupan ini, namun hal yang pasti adalah Tuhan menjanjikan adanya bimbingan, perlindungan, pertolongan, dan kasih dalam setiap waktu. Kehidupan di dunia ini hanya sekali, selanjutnya hanya ada dua (2) pilihan, yaitu kehidupan kekal di neraka atau kehidupan kekal di surga, dan kita bebas untuk memilih salah satu pilihan tersebut.

Jadi, demikianlah salah satu pengalaman hidup saya yang berkesan. Sekali lagi, sesungguhnya artikel ini bersifat plural karena setiap manusia memiliki kebebasan dalam menjalankan kehidupannya. Maka itu, marilah kita senantiasa saling memperhatikan, mendukung, dan menopang agar kita tetap kuat dan bersukacita dalam menjalani kehidupan kita!

"Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik."-(Ibrani 10:24)
 
Dengan kerendahan hati, saya ucapkan terima kasih untuk perhatian dan kesediaan Saudara-saudari dalam membaca artikel ini.


Dengan kasih,

Rain J. S.

No comments:

Post a Comment